Hari ini adalah hari ke lima setelah gue putus dengan Grey dan hari ini bukanlah hari yang baik.
Setelah dengerin cerita temen gue tentang patah hati yang baru saja dia rasakan, dengan sok tahu gue menulis postingan yang berjudul Amigdala. Isinya tentang kesok-tahuan gue kalo obat patah hati paling baik adalah waktu.
Emang nasib gue yang selalu jelek, beberapa hari kemudian gue putus sama Grey. Setelah satu tahun 3 bulan, gue putus. Hidup emang pelacur. Seolah-olah gue disuruh ngebuktiin langsung soal omong kosong gue soal statement obat patah hati paling baik adalah waktu itu.
Gue baru bisa nulis sekarang soal di blog ini karena beberapa hari belakangan gue patah hati banget. sampe gue ada di tahap ngapa-ngapain aja susah. Dikit-dikit keinget mukanya dia. Semua hal bisa ngingetin gue soal dia. Sialnya, hari ini adalah hari yang paling parah.
Hari ini adalah hari ke lima setelah gue putus dengan Grey dan hari ini bukanlah hari yang baik.
Tadi pagi, bangun-bangun, gue harus nerima kenyataan bahwa semalem gue mimpiin dia dua kali. Alhasil, seharian gue jadi kepikiran dia terus. Di kantor start-up yang lagi gue bangun pelan-pelan, gue gak bisa konsen, sampe di rumah pun gue jadi nangis sejadi-jadinya. Semua ini disebabkan satu hal: gue kangen.
Karena mau merasa mendingan, gue pun googling perihal bagaimana cara sembuh dari patah hati yang disebabkan dari putus cinta. Kebanyakan hasilnya gue disuruh membenci mantan gue dengan cara mengingat-ngingat kejelekkan dia semasa pacaran dulu.
Menurut gue, ini tahi kebo.
Hubungan itu bukan dua orang yang dipersatukan begitu saja dengan kekuatan magis yang entah dari mana asalnya. Dari jaman Adam-Hawa sampe Adam-Julaeha sampe Adam-Bambang, hubungan itu ya perihal dua orang yang berjuang bareng-bareng. Bukan cuma berjuang menghadapi dunia luar, tapi juga berjuang untuk hubungan yang sedang mereka jalani, apapun itu rintangannya.
Sekecewa-kecewanya gue sama si Grey yang enggak mau lagi berjuang sama gue buat hubungan kita, gue enggak akan bisa benci sama dia. Bagaimanapun, dia adalah salah satu hal terbaik yang pernah ada di hidup gue.
Jadi, setelah melihat bahwa kebanyakan tips yang ada di google itu kurang efektf, gue memutuskan untuk mencoba cara yang selama ini, secara tdak sadar, selalu gue lakukan untuk sembuh dari patah hati: menulis.
Beberapa tahun lalu, gue menulis postingan-postingan alay gue di blog ini yang isinya soal kesedihan gue semua dan pada saat itu, gue bener-bener merasa sedih, walaupun mungkin tidak sesedih sekarang. Tapi sisi terangnya adalah, bahwa saat ini, ketika gue melihat kembali postingan-postingan sedih gue yang udah lama gue tulis, gue merasa biasa aja. Artinya, saat itu gue sedih soal suatu hal dan hari ini gue udah merasa biasa aja. Ini sejalan dengan teori gue bahwa memang hanya waktu yang akan menyembuhkan patah hati.
Berdasarkan hal ini, gue sudah memutuskan bahwa gue akan menulis seri lain lagi. Seri yang bercerita soal perjalanan gue sembuh dari patah hati yang saat ini gue rasakan. Gue akan ngebuktiin kalo teori gue benar, emang cuman waktu yang bisa menyembuhkan patah hati gue.
Emang hari ini gue sedang merasa patah, tapi gue masih berbesar hati. Gue percaya bahwa enggak selamanya petir menyertai hujan yang turun, akan ada saatnya kedamaian menyertai hujan yang turun.